-->

Menyalakan Api Literasi Saat Pandemi


Menempuh perjalanan kurang lebih tiga puluh enam kilometer untuk sampai di SMP Negeri 1 Sungkai Barat. Suatu wilayah yang secara geografis terletak di tengah kabupaten Lampung Utara, yang diapit oleh dua buah bukit. Akan tetapi, warga sekitar lebih senang menyebutnya dengan sebutan “gunung.” Sebut saja gunung Maknibai dan Gunung Betuah. Jika diukur menggunakan waktu ketika menempuh perjalanan menggunakan sepeda motor, waktu tempuhnya sekitar tujuh puluh lima menit. Sedangkan jika menggunakan kendaraan roda empat, bisa lebih lama lagi karena kondisi jalan masuk ke Kubuhitu, baik melalui Simpang Alang-Alang ataupun dari Simpang Ketapang di kecamatan Sungkai Selatan, jalur jalan yang harus dilalui rusak parah. Sampai saat ini belum ada perbaikan dari pemerintah. Hanya mengandalkan kesadaran warga yang secara berkala melakukan penimbunan jalan berlubang menggunakan tanah atau batu.

Setiba di lokasi SMP Negeri 1 Sungkai Barat, tidak banyak perbedaan yang dapat dilihat atau ditemui, seperti kebanyakan sekolah setara SMP di provinsi Lampung lainnya. Namun, bila kita menyapa dan mencoba berkomunikasi, berdialog hal-hal yang ringan dan menyenangkan untuk anak usia SMP, maka baru kita akan melihat bahwa siswa-siswi di SMP tersebut memiliki kemampuan verbal sangat baik. Tutur kata yang keluar dari bibir meraka runut dan santun, berbeda sekali dengan kemampuan penggunakan tata bahasa siswa sebayanya yang notabene sama mayoritas pribumi di wilayah berbeda. Jelas, ini aset berharga yang butuh sentuhan agar dapat mencetak generasi yang santun dengan kemampuan public speaking yang handal, calon negosiator dan diplomat ulung, andai ada yang mencita-citakan hal itu.

Ketika setahun harus melalui pembelajaran jarak jauh, tentunya kemampuan khas itu makin ‘tak terasah. Jenuh melanda hampir tujuh puluh persen dari keseluruhan jumlah siswa. Untuk memelihara jiwa-jiwa mereka agar tetap sehat dan tidak depresi, sekolah bermitra dengan KPKers Lampung Utara, TBM Harapan Mandiri, dan Sanggar Aurora menyelenggarakan rangkaian kegiatan Literasi Sekolah.

Pada tanggal 1 Maret 2021, KPKers Lampura mengawali kegiatannya dengan memperkenalkan salah satu seni budaya yaitu melukis. Media lukisan siswa adalah ember plastik besar bekas cat, setelah dicat, dipasang kran dan dimanfaatkan sebagai sarana CTPS (cuci tangan pakai sabun). Rencananya kegiatan ini akan dilanjutkan dengan kegiatan mendongeng, menulis cerpen dan puisi, serta reading group. Reading group dimaksudkan untuk mengasah kemampuan baca pemahaman dan penghayatan siswa guna mendongkrak nilai AKM (Asasmen Kumulatif Minimum).

Bagi Ketua KPKers Lampung Utara (Syifahayu), ini adalah kegiatan perdana untuk menumbuhkan literasi dari hilir, dimulai dari anak remaja yang akan beranjak dewasa yang butuh bimbingan, pembinaan, dan pembentukan karakter. Respons positif ditunjukkan oleh siswa saat berkegiatan, maupun setelah mengikuti kegiatan ini. Tidak dapat dipungkiri pula bahwa kegiatan ini mampu memberikan angin segar pada pembinaan prestasi, minat, dan bakat siswa, serta dapat mengobati kejenuhan siswa yang berkutat dengan tugas daring dari guru selama pandemi.

Kubuhitu, 1 Maret 2021

Narasi : Syifahayu (Ketua KPKers Lampung Utara)
Editor : Princess Meymey

0 Response to "Menyalakan Api Literasi Saat Pandemi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel