Muhasabah Ramadhan 2020
Rabu, 20 Mei 2020
Add Comment
Perihal kehilangan yang acapkali kita rasakan. Ada hal yang kiranya kita pertahankan, tetapi seketika meninggalkan. Ada rasa yang kiranya kita pendam, lalu hirap bersama anila dalam badan bumi ini. Kita yang hanya bisa mengusahakan, jua mendoakan segala cita dalam angan dan Tuhan-lah yang mengiyakan pada tiap pinta seluruh atma yang kerap meronta asa.
Ramadhan kali ini akan segera berlalu, tertutup dengan sebuah gelabah diri. Ia hanya sekadar pergi untuk ribuan detik yang akan datang bukan hirap tanpa jejak pasti.
Selama setahun, hanya ada 30 hari untuk menikmati bulan yang paling dinanti. Tapi, tidak banyak orang memanfaatkan waktu yang begitu berharga itu. Romansa cinta di bulan penuh ampunan, harusnya perbanyak ibadah bukan malah sibuk mencari kesalahan orang lain.
Mereka sadar, dunia adalah fana. Tapi tetap saja, saban waktu tak pernah lekang memelihara penyakit hati.
Sudah sampai mana bacaan tadarusnya?
Apakah masih penting baca status daripada membaca al-qur'an?
Wahai diri ...
Tinggal beberapa hari lagi, ramadhan akan pergi. Masihkah menggadaikan akhirat demi dunia yang fana ini?
Dunia yang dipenuhi dengan fatamorgana. Penuh cerita yang bukan hanya sekadar drama kolosal, lalu berhenti dengan satu kisah tetapi ada ribuan hal yang sengaja kita ciptakan.
Bagaimana bisa, kita yang hanya mengatur diri tetapi tak pernah jua sanggup memegang kendali?
Adakah kata yang pantas untuk tubuh penuh debu kekhilafan ini?
Yang saban hari, hanya ada salah bahkan terkadang tak jua disadari.
Kita hidup di dunia ini sebagai tamu yang hanya mampir untuk meneguk satu gelas air. Tak pernah disangka, apakah kita akan bertemu ramadhan di tahun mendatang atau tahun ini menjadi pertemuan terakhir? Sedangkan semangat memperbaiki diri pun tak ada.
Ah! Andai saja manusia tahu akan perhitungan umurnya, pastilah mereka akan berlomba-lomba dalam kebaikan untuk mengejar ridha-Nya. Sungguh nelangsa, jika hidup singkat tapi tak ada gunanya.
Mungkin ada baiknya di hari yang tersisa ini, kita lebih mendekatkan diri pada Illahi Rabbi. Merayu-Nya dalam sujud, jua rintihan doa.
Bila kedatangannya banyak yang merindu. Tentulah kepergian akan menjadi sulit untuk kita dapat merelakan. Namun, inilah kehendak-Nya.
Ramadhan, kau tahu? Ada seuntai harapan untukmu kali ini. Semoga keberkahan hidup, jua istiqomah dalam diri tak hanya terhenti di sini. Ada rindu yang akan kupupuk hingga waktu itu tiba untuk kita bersua. Terima kasih untuk detik waktu yang telah terlewati.
Author : Irma Dewi Meilnda, Siti Munawaroh, Nazli Alzira Syahbillah, Alfun Nikmah
Editor : IDM
Ditulis untuk pengingat diri sendiri dan semua yang membaca tulisan ini.
Fyi: Dilarang keras menyalin apa pun yang ada di dalam website kami. Apalagi memplagiat atau mengakui karya kami sebagai karya kalian. Hargai pemikiran seseorang. Jangan selalu ingin instan. Thank's!
Fyi: Dilarang keras menyalin apa pun yang ada di dalam website kami. Apalagi memplagiat atau mengakui karya kami sebagai karya kalian. Hargai pemikiran seseorang. Jangan selalu ingin instan. Thank's!
0 Response to "Muhasabah Ramadhan 2020"
Posting Komentar